Pembahasan Sepeninggal Hayam Wuruk, Majapahit mengalami kemunduran karena beberapa faktor, dan terdapat peristiwa yang menyebabkan kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan yaitu perang Paregreg. Perang Paregreg merupakan perang antara istana barat Majapahit yang dipimpin Wikramawardhana, yaitu keponakan sekaligus menantu Hayam Wuruk, melawan
Setelah Hayam Wuruk meninggal, terjadi perang saudara antara kedua anak Hayam Wuruk ini. Pengangkatan Kusumawardhani sebagai penguasa Majapahit tidak disenangi Bhre Wirabhumi. Rasa tidak senang ini kemudian berkembang menjadi perang saudara yang dikenal dengan Perang Paregreg 1401-1406. Dalam Perang Paregreg ini Bhre Wirabhumi Perang berkepanjangan ini membuat Majapahit menjadi semakin lemah. Biaya perang serta jumlah korban yang demikian besar membuat Majapahit tidak bisa mempertahankan keutuhan wilayah. Akhirnya, setelah Wikramawardhana meninggal, Kerajaan Majapahit pecah menjadi beberapa kerajaan kecil.
HayamWuruk Meninggal. Masa pemerintahan Hayam Wuruk, selanjutnya dalam kitab Pararaton (XXX:24) disebutkan bahwa pada tahun 1311 S (1389 M) Raja Hayam Wuruk meninggal, namun tempat pendharmaannya tidak diketahui. Sepeninggal Hayam Wuruk, tahta kerajaan Majapahit dipegang oleh Wikramawarddhana. Ia adalah menantu dan keponakan Raja Hayam WurukHi, Quipperian! Kamu tahu enggak siapa itu Hayam Wuruk? Nama tersebut memang lekat sekali dengan nama ruas jalan besar sehingga terdengar familiar. Namun, lebih dari itu, Ia sebenarnya adalah seorang raja yang memimpin salah satu kerajaan terbesar di nusantara ini. Yup, kerajaan Majapahit. Apa sih hebatnya sampai namanya masih tetap harum di era modern seperti saat ini? Nah, Quipper Blog akan mengulas lebih lanjut mengenai sosok paling sakti di zamannya ini. Kuy, disimak cerita sejarah Hayam Wuruk di bawah ini! Sejarah Hayam Wuruk Ilustrasi Hayam Wuruk. Sumber Hayam Wuruk memang bukanlah sosok yang lahir dari keluarga biasa. Ia memiliki darah biru karena merupakan putra dari penguasa ketiga kerajaan Majapahit, Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Sementara itu, ayahnya juga adalah penguasa Tumapel, daerah bekas kekuasaan Singasari pada zamannya. Nama Hayam Wuruk sendiri memiliki arti ayam terpelajarā. Saat ia dilahirkan, semesta ikut menyambutnya dengan semarak. Menurut kitab Desawarnana, kelahirannya pada tahun 1334 Masehi ditandai dengan gempa bumi, hujan lebat, dan letusan gunung Kelud di Jawa Timur. Pada saat Hayam Wuruk baru dilahirkan pun, Gajah Mada, panglima perang yang sangat berpengaruh bagi kerajaan Majapahit mengucapkan sumpah palapa di depan hadapan Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Sumpah tersebut diucapkan dalam upacara pengangkatan Gajah Mada menjadi Patih Amangkubhumi kerajaan Majapahit. Gajah Mada ikut mengasuh Hayam Wuruk pada masa kanak-kanaknya. Pada masa kekuasaannya kelak, Gajah Mada juga berperan sangat penting membantunya mencapai puncak kejayaan kerajaan Majapahit. Kesaktian dan Masa Kejayaan Gerbang masuk salah satu kompleks bangunan penting di Kerajaan Majapahit. Sumber Hayam Wuruk memimpin kerajaan Majapahit di usia yang masih sangat belia yakni 16 tahun. Namun, kepiawaian dan kebijaksanaannya dalam hal mengatur pemerintahan membuat namanya tetap harum sebagai raja yang paling berprestasi sepanjang sejarah kerajaan di nusantara. Diterangkan dalam kitab Negarakertagama bahwa pada masa kepemimpinannya, kehidupan politik kerajaan Majapahit begitu tenang dan aman. Ia selalu berkeliling desa untuk melihat langsung kehidupan rakyatnya. Dalam bidang hukum, ia juga menerapkan aturan perpasalan warisan hingga perkawinan. Keberhasilannya memimpin kerajaan Majapahit juga tak lepas dari bantuan Gajah Mada. Dibantu oleh Mahapatihnya tersebut, daerah kekuasaan Majapahit semakin luas mencakup Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, ditambah Tumasik Singapura dan sebagian Kepulauan Filipina. Hayam Wuruk dinobatkan menjadi Raja Majapahit bergelar Sri Rajasanagara pada 1350 M. Di puncak kejayaannya, ia mencetuskan falsafah yang sampai saat ini menjadi pedoman kenegaraan kita yakni Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa yang bermakna āMeskipun berbeda-beda tetapi tetap satu dan tidak ada kerancuan dalam kebenaran.ā Selain itu ia juga membina hubungan yang baik dengan kerajaan lain seperti Campa Thailand, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, Vietnam, dan Tiongkok. Kekuatan militer kerajaan Majapahit pun semakin tangguh berkat kepemimpinan Mpu Nala yang berhasil menciptakan stabilitas di wilayahnya. Di bidang ekonomi, Majapahit berhasil menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara berkat kekayaan komoditas ekspor rempah-rempah dan juga kain. Tak sampai disitu, ia juga memberikan perhatian pada bidang kebudayaan. Hal ini terlihat dari banyaknya candi yang dibangun kerajaan Majapahit saat masa kepemimpinannya seperti Candi Tikus dan Candi Jabung. Ia juga memiliki pemikiran yang inovatif di bidang sastra, karya-karya besar seperti Kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca dan Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular terbit pada saat kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan. Selama masa pemerintahannya, terjadi tiga peristiwa penting yakni perang Bubat pada 1357 Masehi. Perang ini dicatat sebagai kesalahpahaman karena awalnya ia hanya ingin memperistrikan Dyah Pitaloka, putri dari penguasa Kerajaan Sunda. Namun, Gajah Mada beranggapan bahwa kedatangan petinggi kerajaan Sunda adalah penyerahan wilayah kekuasaan. Kemudian, ia juga menjalani perjalanan suci ke tempat leluhurnya termasuk singgah ke candi pendharmaan kakek buyutnya Ken Arok, Anusapati, Wisnuwardhana, hingga Kertanegara. Terakhir, Hayam Wuruk juga mengadakan upacara Crada yang diadakan untuk memeringati wafat neneknya Gayatri Rajapatni, istri dari Raden Wijaya pada 1362 masehi. Kematian Hayam Wuruk dan Kemunduran Kerajaan Majapahit Kawasan inti Majapahit dan provinsinya. Sumber Karena sosoknya sangat lekat dengan Gajah Mada, kemunduran kerajaan Majapahit mulai terlihat semenjak kematian mahapatihnya tersebut yang terjadi lebih dulu. Menurut kitab Pararaton, selama masa kepemimpinan Hayam Wuruk, kerajaan Majapahit sebenarnya sudah terbagi menjadi dua wilayah yakni kerajaan Majapahit barat yang dipimpin oleh ia sendiri dan kerajaan Majapahit timur yang dipimpin oleh Wijayarajasa atau Bhre Wengker. Wijayarajasa sendiri adalah suami dari Rajadewi, putri bungsu dari Raden Wijaya, bibi dari Hayam Wuruk. Rupa-rupanya, Wijayarajasa memiliki ambisi menjadi raja. Setelah istrinya, keponakannya Tribhuwana Tunggadewi, dan Mahapatih Gajah Mada meninggal, ia membangun istana timur kerajaan Majapahit di Pamotan, Jawa Tengah. Diketahui, Hayam Wuruk meninggal pada usia 55 tahun di tahun 1389 Masehi dan dimakamkan di Tajung. Sepeninggalnya, Majapahit dipimpin oleh keturunannya. Namun, pola kepemimpinan keturunannya tidak sepadan dengan dirinya. Penyebab utama dari kemunduran kerajaan Majapahit adalah perang saudara yang terkenal dengan nama Perang Paregreg. Perlahan, kerajaan bercorak Hindu-Budha itu pun kehilangan pamor tergantikan dengan kerajaan Islam yakni Kesultanan Demak. Silsilah Keturunan Hayam Wuruk Arca dewi Parwati, perwujudan ratu Majapahit ibunda Hayam Wuruk. Sumber Silsilah keturunan Hayam Wuruk dekat dengan kerajaan Singasari. Meskipun terkenal sebagai raja termansyur dalam sejarah kerajaan Majapahit, namun menurut silsilah, ia tetaplah keturunan langsung dari raja Singasari kontroversial Ken Arok. Pernikahan Ken Arok dan Ken Dedes dikaruniai empat orang anak salah satunya adalah Mahisa Wong Ateleng. Mahisa sendiri tidak diberkahi kekuasaan sampai cucunya Lembu Tal dikarunia seorang anak bersama Raden Wijaya. Raden Wijaya adalah pendiri kerajaan Majapahit dan merupakan kakek dari Hayam Wuruk. Sejarah menuturkan bahwa Hayam Wuruk menikahi saudara sepupunya sendiri yakni Ratu Sri Sudewi dan memiliki selir yang tidak diketahui namanya. Dari pernikahannya dengan Sri Sudewi, ia dikaruniai anak perempuan yakni Kusumawardhani yang menikah dengan Wikramawardhana, pemimpin istana barat kerajaan Majapahit. Sementara, pernikahannya dengan seorang selir melahirkan seorang anak lelaki yakni Bhre Wirabhumi yang memimpin istana timur kerajaan Majapahit. Perselisihan antara keduanya mencuatkan perang saudara yang dinamai perang Paregreg, penyebab utama kemunduran kerajaan Majapahit. Ternyata perjalanan hidup raja termasyur dalam sejarah kerajaan di Indonesia tersebut sangat menarik untuk diulas ya, Quipperian. Kita jadi mengetahui bahwa perjalanan bangsa ini ternyata dipengaruhi oleh falsafah yang dianut sejak jaman kerajaan dahulu kala. FYI, sebenarnya banyak sekali penjelasan sejarah Hayam Wuruk atau tokoh lain yang bisa kamu akses melalui Quipper Video, lho. Kamu juga bisa didampingi oleh profesional di bidangnya jika menginginkan penjelasan yang lebih rinci dan detail. Caranya gampang kok, hanya dengan cara subscribe di sini. Yuk, akses topik-topik keren lainnya bareng Quipper Video!
Berikutjawaban yang paling benar dari pertanyaan: Sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada di di dalam negeri Majapahit terjadi perang saudara yang melibatkanWikramawardhana dan Bhre Wirabumi secara berkelanjutan sehingga menyebabkan kerajaan menjadi lemah dan banyak daerah kekuasaan yang melepaskan diri. Perang saudara di Majapahit itu disebut perang 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID sqkZi1d42dVDSMC9peTHVEKrOg7YrULtdVtUkjSsO9dTxBtRXZN5fQ==SepeninggalHayam Wuruk, Majapahit terbagi menjadi - 22444552 rahmaifana8 rahmaifana8 08.04.2019 SBMPTN Dalam Perang Paregreg ini Bhre Wirabhumi terbu.nuh. Perang berkepanjangan ini membuat Majapahit menjadi semakin lemah. Biaya perang serta jumlah korban yang demikian besar membuat Majapahit tidak bisa mempertahankan keutuhan wilayah
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID EgAKcY_qYRg1_51AZdAxN8-15IWiyb-0VLB0lrysRbf6vBtJZLdV9w== KerajaanMedang sepeninggal Raja Airlangga terbagi menjadi . A. Tumapel dan Singasari. B. Singasari dan Majapahit. C. Kediri dan Singasari. D. Kalingga dan Medang. E. Jenggala dan Kediri. Pembahasan: Kerajaan Medang Kamulan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah yang dipindah oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur. Zika Zakiya Ilustrasi patung Gajah Mada di Istana Anak-Anak, TMIII, Jakarta. Penggunaan keris sebagai alat yang Majapahit yang namanya sohor, tak hanya di negeri ini saja, UNESCO mengeklaim Negarakertagamaākitab yang mengisahkan Majapahitāsebagai memori kolektif warisan dunia. Berbagai implementasi kebijakan politik dan ekspansinya, mendorong Majapahit menjelma menjadi suatu peradaban terbesar dalam catatan sejarah nasional. Semua itu digambarkan dalam Negarakertagama, dan terjadi pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan mahapatihnya, Gajah Mada. Setelah surya Majapahit mencapai titik paling terangnya, masa keemasan di puncak kekuasaan Hayam Wuruk pada tahun 1355, tiada pernah kembali lagi. Setelah seteru Hayam Wuruk dengan Gajah Mada akibat kegagalan sang prabu menikah dengan putri Pasundan dalam tragedi Bubat, mengakhiri hubungan baiknya dengan Gajah Mada. Dari sana, Majapahit perlahan menemui ajalnya. Setelah polemik yang membuat Gajah Mada terasing, istana Majapahit kesulitan mencari ganti yang sekuat dan sepadan dengan sang mahapatih. Ketika istana membutuhkan dirinya, ia sukar ditemukan. Dicari di hutan hingga ke gua, sampai ke dalamnya jurang tempat pertapaan, tak tampak lagi batang hidungnya. Di beberapa hikayat dikisahkan bahwa Gajah Mada dirundung sakit setelah kemundurannya dari Majapahit. Setelahnya, mahapatih Gajah Mada dikabarkan mangkat, membuat surya Majapahit semakin sulit menemukan cahaya terangnya lagi. Majapahit yang temaram kian terpuruk. Sang Prabu Hayam Wuruk dalam kondisi sakit hingga akhirnya wafat pada 1389. Setelahnya, gonjang-ganjing dan huru-hara menghias istana. Penerus takhta kian hari terlarut dalam egoisme dan prahara. Api pertengkaran ini ditulis oleh Muhammad Yamin dalam bukunya "Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara" 1945, mengisahkan perang saudara dalam istana Majapahit. Perang saudara itu dikenal dengan nama Paregreg. Perang yang melibatkan dua raja di tahun 1401. "Sempat berdamai pada 1404, namun terjadi perang lagi," tambahnya. Perang itu menjadi penanda bahwa kondisi Majapahit sedang berada di ujung tanduk. Baca Juga Sebuah Perjalanan Wisata Sejarah untuk Membuktikan Keagungan Majapahit Baca Juga Lima Tokoh Besar dalam Sejarah yang Jenazahnya Tidak Pernah Ditemukan PROMOTED CONTENT Video Pilihan Source Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara 1945 Penulis 1 Editor Warsono Selama39 tahun (1350-1389 M) berkuasa, Hayam Wuruk disebut-sebut sebagai raja Majapahit terbesar atau paling utama. Keberhasilannya membawa Majapahit menuju puncak kejayaan tidak lepas dari bantuan Mahapatih Gajah Mada. Pada saat Hayam Wuruk dan Gajah Mada menjalankan pemerintahan, seluruh kepulauan Indonesia bahkan Jazirah Malaka mengibarkan Tuesday, April 25, 2023 Edit Sepeninggal Hayam Wuruk, Majapahit terbagi menjadia. Jenggala dan Panjalub. Kalingga dan Mataramc. Tumapel dan Dahad. Singosari dan Blambangane. Kahuripan dan KediriJawaban a. Jenggala dan PanjaluPembahasanSetelah Hayam Wuruk wafat, Majapahit terbagi menjadi dua kekuatan yaitu Jenggala dan Panjalu. Jenggala dipimpin oleh Bhre Wirabhumi yang merupakan menantu Hayam Wuruk dan berpusat di Trowulan, sedangkan Panjalu dipimpin oleh Wikramawardhana yang merupakan putra dari Hayam Wuruk dari permaisuri putih dan berpusat di Kadiri. Kedua kekuatan tersebut kemudian saling bertikai dan mengakibatkan melemahnya kekuasaan Majapahit.Dilansirdari Encyclopedia Britannica, sepeninggal hayam wuruk dan gajah mada di di dalam negeri majapahit terjadi perang saudara yang melibatkanwikramawardhana dan bhre wirabumi secara berkelanjutan sehingga menyebabkan kerajaan menjadi lemah dan banyak daerah kekuasaan yang melepaskan diri. perang saudara di majapahit itu disebut perang paregreg.Kekuasaan sesudah pemerintahan Hayam Wuruk Sepeninggal Hayam Wuruk, tahta kerajaan majapahit diduduki oleh Wikramawarddhana, ia adalah seorang Pangeran Mataram yang memegang hak waris. Ia juga merupakan menantu sekaligus keponakan raja Hayam Wuruk yang kemudian dikawinkan dengan putrinya, Kusumawardhani. Hayam Wuruk juga mempunyai anak laki-laki yaitu Bhre Wirabhumi tetapi bukan dari permaisuri melainkan merupakan putra dari selirnya. Raja sangat ingin memberikan bagian kekuasaan kepadanya. Kebetulan ia diangkat sebagai kepala daerah di Jawa Timur dan dikawinkan dengan saudara perempuan pemegang hak waris kerajaan itu. Dengan demikian, sesudah Hayam Wuruk wafat, majapahit pada hakekatnya sudah terbagi secara resmi, akan tetapi pengaturan semacam ini akan menjadi kerusuhan setelah Hayam Wuruk mangkat. Pemerintahan Wikramawardhana 1389-1429 adalah suatu kurun waktu keruntuhan yang cepat sekali. Perang saudara yang berkecamuk sebagai konsekuensi atas penolakan Wirabhumi untuk mengakui kekuasaan Majapahit pada saat penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Wikramawarddhana kepada putrinya yang bernama Suhita. Pada tahun 1401 mulailah timbul persengketaan antara Bhre Wirabhumi dan Wikramawarddhana. Tiga tahun kemudian persngketaan itu makin memuncak, dan menjadi hura-hura yang dikenal dengan peristiwa Paregreg, kedua belah pihak kemudian orang-orangnya menghimpun kekuatan dan akhirnya terjadilah perang. Dalam peperangan tersebut pada mulanya Wikramawarddhana mengalami kekalahan, akan tetapi setelah mendapat bantuan dari Bhre Tumapel yakni raja di Bagian Barat, ia dapat mengalahkan Wirabhumi, tahun 1406 Wirabhumi terbunuh dan kepalanya dibawa ke Majapahit sebagai tumbal pemulihan penyatuan kerajaan. Walaupun Bhre Wirabhumi sudah meninggal, peristiwa pertentangan keluarga itu belum reda juga. Bahkan timbul benih balas dendam di kalangan keluarganya sehingga persengketaan keluarga itu semakin berlarut-larut. Masa pemerintahan Suhita berakhir dengan meninggalnya Suhita pada tahun 1447, karena Suhita tidak mempunyai anak, sepeninggalnya tahta kerajaan Majapahit diduduki oleh adiknya Bhre Tumapel Dyah Kertawijaya 1447-1451. Pada awal masa pemerintahannya tahun 1447, ia mengeluarkan prasasti Waringipitu, di dalam prasastinya itu ia disebutkan bergelar Wijaya Parakramawarddhana dan dijelaskan bahwa ia tidak lama memerintah. Pada tahun 1451 ia meninggal dan didharmakan di Kertawijayapura. Sepeninggal Kertawijaya, Bhre Pamotan menggantikan menjadi raja dengan bergelar Sri Rajasawardhana 1451-1453. Ia dikenal juga dengan sebutan sang Sinagara. Asal-usulnya tidak jelas kita ketahui, dari prasasti Waringinpitu diketahui bahwa Rajasawardhana disebutkan pada urutan ketiga sesudah raja dan prasasti yang dikeluarkan oleh Kertawijaya menyebutkan bahwa Rajasawardhana telah mempunyai kedudukan yang tinggi dan penting di Kerajaan Majapahit, menurut Pararaton, sepeninggal Rajasawardhana, selama tiga tahun 1453-1456 Majapahit mengalami masa kekosongan tanpa raja. Sebab-sebabnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi diduga hal ini merupakan akibat dari adanya pertentangan perebutan kekuasaan di antara keluarga raja-raja Majapahit. Pertentangan keluarga yang berlarut-larut itu telah melemahkan kedudukan raja-raja Majapahit baik di pusat maupun di daerah sehingga sepeninggal Rajasawardhana tidak ada seorangpun di antara keluarga raja-raja Majapahit yang sanggup tampil untuk segera memegang tampuk pemerintahan di Majapahit. Raja-raja akhir Majapahit Dari tahun 1456-1466 yang memerintah Majapahit adalah Bhre Wengker dengan nama Hyang Purwawisesa. Dalam tahun 1466 ia digantikan oleh Bhre Pandansalas, sebelum ia menjadi raja di Majapahit ia berkedudukan sebagai raja daerah Tumapel selama dua tahun. Dalam tahun 1466, ia terdesak oleh Kertabhumi, anak bungsu Rajasawardhana yang ingin merebut kekuasaan Majapahit sehingga Bhre Pandan Salas memindahkan pusat kekuasaannya ke Daha, dan ia wafat pada tahun 1474. di Daha ia digantikan oleh anaknya yakni Ranawijaya yang bergelar Bhatara Prabu Girindrawardhana. Pada masa pemerintahan ini, ia berusaha untuk mempersatukan kembali wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit yang pecah akibat pertentangan keluarga. Untuk melancarkan aksinya, ia melancarkan peperangan terhadap Bhre Kertabhumi untuk merebut kembali kekuasaan majapahit. Dalam peperangan ini Ranawijaya berhasil merebut Majapahit kembali dan Bhre Kertabhumi gugur di Kedaton yang disebutkan di dalam kitab Pararaton. Adanya tiga orang tokoh pada masa akhir Kerajaan Majapahit ini, beberapa sarjana menarik kesimpulan bahwa pada masa Majapahit akhir telah muncul suatu dinasti-dinasti baru raja-raja yang berkuasa di Majapahit yaitu Dinasti Girindrawardhana. Runtuhnya Kerajaan Majapahit Berita tradisi menyebutkan bahwa Kerajaan Majapahit runtuh pada tahun 1400 saka 1478 M yang disimpulkan dalam Candrasangkala āSirna-ilang-Kertanungbumiā dan disimpulkan bahwa keruntuhannya itu disebabkan karena serangan dari Kerajaan Demak, akan tetapi berdasarkan bukti-bukti yang ada berita runtuhnya kerajaan majapahit sangatlah bertentangan dengan fakta sejarah, di mana berdasarkan bukti tersebut ternyata pada saat itu Kerajaan Majapahit belum runtuh dan masih berdiri untuk beberapa waktu yang cukup lama lagi, dan prasasti-prasasti batu yang berasal dari tahun 1486 menyebutkan masih adanya kekuasaan Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Ranawijaya yang bergelar Girindrawana. Selain sumber dari dalam yang berupa prasasti-prasasti, berita dari luar juga memberi gambaran tentang akhir Kerajaan Majapahit, misalnya berita Cina yang berasal dari Dinasti Ming 1368-1643 M masih menyebutkan adanya hubungan diplomatik antara Cina dan Jawa pada tahun 1499. demikian pula Rui De Brito, Gubernur Portugis di Malaka menyebutkan bahwa di Jawa pada waktu itu terdapat dua raja kafir yaitu Raja Sunda dan Raja Jawa. Penulis Barbosa pada tahun 1518 memberitakan bahwa pada waktu itu masih ada Kerajaan Majapahit, akan tetapi penulis lain dari Italia, Antonio Pigafetta yang berasal dari tahun 1522 memberikan kesan bahwa Kerajaan Majapahit sudah tidak ada, di mana Majaphit hanya berupa sebuah kota di antara kota-kota besar di pulau Jawa. Lebih jauh lagi menurut Pigafetta pada saat itu Pati Unus sebagai Raja Majapahit yang merupakan raja paling berkuasa, akan tetapi dari sumber-sumber lain diketahui bahwa Pati Unus ialah seorang raja Demak yang memerintah pada tahun 1518-1521 yang dikenal dengan Pangeran Sabrang Lor. Kalau pemberitaan Pigafetta itu dihubungkan dengan pemberitaan Barbosa dapat disimpulkan bahwa antara tahun 1518 dan 1521 di Majapahit telah terjadi suatu pergeseran politik dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus penguasa Demak. Hal itu disebabkan karena Adipati Unus melakukan penaklukan terhadap penguasa Majapahit. Sumber-sumber tradisi seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda menyebutkan bahwa raja-raja Demak menyatakan dirinya sebagai keturunan Prabu Brawijaya raja Majapahit, bahkan di dalam purwaka Caruban Nagari disebutkan dengan jelas bahwa Raden Patah, pendiri dan sultan pertama Demak adalah anak Prabu Brawijaya Kertabhumi. Dengan demikian apabila benar Demak telah mengadakan penyerangan untuk menaklukkan Kerajaan Demak maka hal itu tidak dapat dilepaskan dari rangkaian perang saudara memperebutkan kekuasaan atas tahta Kerajaan Majapahit. Akan tetapi para penulis tradisi telah mengaburkan kenyataan-kenyataan sejarah tersebut dengan menyatakan bahwa Kerajaan Majapahit telah runtuh pada tahun 1400 saka 1478 M karena serangan tentara Demak, yang dipimpin oleh Raden Patah. Dengan demikian penguasaan Majapahit oleh Demak itu tidaklah terjadi pada tahun 1400 saka 1478 M dan bukan pula dilakukan oleh Raden Patah terhadap Prabu Brawijaya Kertabhumi, penguasaan Majapahit oleh Demak itu dilakukan oleh Adipati Unus, anak Raden Patah, sebagai tindakan balasan terhadap Girindrawardhana Dyah Ranawijaya yang telah mengalahjan neneknya Bhre Kertabhumi. Struktur pemerintahan dan birokrasi Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan kuno yang dapat kita ketahui dengan agak lengkap struktur pemerintahan dan birokrasinya. Pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit telah mencapai puncak keemasannya. Pada masa itu Majapahit telah memiliki susunan pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur, sehingga selama masa perkembangan berikutnya, sejarah mengenai struktur pemerintahan dan birokrasi tidak banyak berubah. Struktur pemerintahan Kerajaan Majapahit mencerminkan adanya kekuasaan yang bersifat teritorial dan disentralisasi dengan birokrasi yang terperinci. Hal yang demikian ini terjadi karena adanya pengaruh kepercayaan yang bersifat kosmologi yakni seluruh Kerajaan Majapahit dianggap sebagai replica dari jagad raya dan raja Majapahit disamakan dengan dewa tertinggi yang bersemayam di puncak Mahameru. Raja yang dianggap penjelmaan dewa di dunia memegang otoritas politik tertinggi dan menduduki puncak hierarki kerajaan. Dalam melaksanakan pemerintahan, raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi. Para putra dan kerabat sekat raja diberi kedudukan tinggi dalam jabatan birokrasi. Para putra mahkota sebelum menjadi raja biasanya diberi kedudukan sebagai raja muda. Di bawah raja Majapahit terdapat sejumlah raja-raja daerah yang masing-masing memerintah sebuah negara daerah, mereka ini biasanya merupakan saudara-saudara atau para kerabat dekat raja yang memerintah. Dalam pelaksanaan tugas-tugas kerajaan mereka ini dibebani tugas dan tanggung jawab untuk mengumpulkan penghasilan kerajaan dan penyerahan upeti kepada perbendaharaan kerajaan dan juga meliputi fungsi pertahanannya. MajapahitSepeninggal Hayam Wuruk, Perebutan Kekuasaan Hingga Perang Saudara. Dok travelid. SURABAYA, Dalam kitab Negatakertagama disebutkan Hayam Wuruk meninggal dunia pada 1389. Penerus takhta Majapahit adalah Wikramawardhana, menantu Hayam Wuruk, suami dari Kusumawardhani, putri Hayam Wuruk dari permaisuri. - Kekuasaan Majapahit mengalami kemunduran setelah Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam buku Sejarah Indonesia masa Hindu-Buddha 2013 karya Suwardono, tradisi Jawa menyebutkan bahwa Majapahit telah runtuh pada 1400 Saka atau 1478 Masehi. Keruntuhan Majapahit disebut juga dalam Serat penjelajah samudra bernama Antonio Pigafetta menuliskan catatan perjalanan yang mengungkapkan bahwa Pati Unus merupakan penguasa Majapahit. Hal ini berarti bahwa eksistensi Majapahit sebagai sebuah kota masih ada, meskipun secara politis sudah tidak memiliki kedaulatan. Baca juga Asal-usul Berdirinya Kerajaan MajapahitFaktor runtuhnya Majapahit Runtuhnya Majapahit dipengaruhi dua faktor, sebagai berikut Faktor internal Faktor internal keruntuhan Kerajaan Majapahit, yaitu Konflik perebutan takhta Konflik perebutan takhta Majapahit berlangsung setelah Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 Masehi. Faktor perebutan tahta ini melibatkan Bhre Wirabhumi anak selir Hayam Wuruk dan Wikramawardhana menantu Hayam Wuruk. Konflik perebutan takhta menyebabkan pecahnya persatuan keluarga dan bangsawan Kerajaan Majapahit. Adanya Perang Paregreg Konflik perebutan takhta pada perkembangannya berubah menjadi perang besar yang dinamakan dengan perang Paregreg. StrukturPemerintahan Majapahit Dikutip dari Sejarah Nasional Halo Karishma, saya bantu jawab ya. Jawaban Istana barat yang dipimpin oleh Wikramawardhana dengan istana timur di bawah pimpinan Bhre Wirabhumi. Pembahasan Setelah Hayam Wuruk meninggal, terjadi perang saudara antara kedua anak Hayam Wuruk ini. Pengangkatan Kusumawardhani sebagai penguasa Majapahit tidak disenangi Bhre Wirabhumi. Rasa tidak senang ini kemudian berkembang menjadi perang saudara yang dikenal dengan Perang Paregreg 1401-1406. Dalam Perang Paregreg ini Bhre Wirabhumi terbunuh. Perang berkepanjangan ini membuat Majapahit menjadi semakin lemah. Biaya perang serta jumlah korban yang demikian besar membuat Majapahit tidak bisa mempertahankan keutuhan wilayah. Dengan demikian, sepeninggal Hayam Wuruk, Majapahit terbagi menjadi Istana barat yang dipimpin oleh Wikramawardhana dengan istana timur di bawah pimpinan Bhre Wirabhumi. Terimakasih sudah bertanya, semoga bermanfaat ya yNPva.